Rabu, 20 Juli 2011

JUNK FOOD BIKIN OTAK CIUT

populerkan.com,- Junk food memang seringkali menjadi pilihan makanan bagi Anda yang supersibuk. Sebuah studi baru menemukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food)
akan memiliki otak yang menyusut. Benarkah?
Junk food dikenal sebagai jenis makanan yang tinggi kalori, tapi tidak ada nilai gizinya. Ternyata makanan ini tidak hanya bisa memicu penyakit, juga bisa membuat otak menyusut.
Seseorang yang sering mengonsumsi junk food akan menyebabkan kelebihan berat badan bahkan hingga obesitas karena tingginya kadar lemak. Dan lemak berlebih ini diketahui bisa membuat otak jadi menciut.
Makanan ini tidak hanya bisa mengubah struktur fisik otak, tapi juga memicu masalah memori dan peningkatan risiko demensia serta membuat usia bagian abu-abu otak menjadi lebih cepat tua, yaitu kira-kira 16 tahun lebih cepat.
Peneliti menemukan bahwa otak dari orang yang kelebihan berat badan dan obesitas rata-rata memiliki ukuran 4-8% lebih kecil dibanding orang yang sehat.
Hal ini karena darah tidak mudah masuk pembuluh darah, sehingga sulit mencapai otak yang memicu terjadinya kekurangan oksigen dan sel-sel otak akhirnya mati.
Seperti dikutip dari Dailymail, Paul Thompson, profesor neurologi dari University of Los Angeles menjelaskan, seseorang pastinya memahami bahwa makanan berlemak bisa menyumbat arteri sehingga buruk bagi jantung, dan kondisi ini juga persis sama dengan yang terjadi di pembuluh darah di otak.
Thompson menambahkan, rata-rata orang kehilangan 0,5% bagian otaknya dalam waktu setahun. Tapi bagi orang yang gemuk akan kehilangan 4% dari otaknya sehingga ia mengalami penuaan otak lebih cepat.
Daerah yang mengalami penyusutan ini paling banyak terjadi di bagian penalaran, penilaian dan pengolahan kenangan jangka panjang. Karenanya kelebihan berat badan bisa mengubah cara berpikir seseorang.
Untuk itu jika ingin bagian otak Anda tidak mengalami penuaan dan penyusutan lebih cepat, maka hindari makanan mengandung kalori tinggi seperti junk food sehingga aliran darah ke otak tidak terganggu (inilah/populerkan.com)

Sabtu, 09 Juli 2011

Telur Mentah Kaya Antioksidan

KOMPAS.com — Reputasi telur telanjur identik dengan makanan yang menyebabkan naiknya kadar kolesterol. Padahal, menurut riset terbaru, bahan pangan yang kaya protein ini ternyata mengandung antioksidan tinggi.
Kandungan antioksidan dalam telur yang berasal dari ayam yang diberi pakan gandum dan jagung dua kali lebih besar dibanding antiokisdan dalam apel. Bahkan, dua butir telur mentah kadar antioksidannya setara dengan 25 gram cranberries. Antioksidan kuat di dalam telur antara lain triptofan, asam amino, dan tirosin.
Sejauh ini antioksidan dalam telur yang sudah diketahui adalah karotenoid yang memberikan pigmen warna kuning pada telur. Namun, para ilmuwan kini terus menggali antioksidan lain dalam telur.
Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan menemukan bahwa protein telur diubah oleh enzim-enzim di perut dan usus halus menjadi peptida yang berfungsi seperti ACE inhibitor, obat yang diresepkan dokter untuk menurunkan tekanan darah.
Hasil penelitian itu dianggap kontroversial karena seperti yang selama ini diketahui masyarakat, konsumsi telur akan meningkatkan tekanan darah karena kandungan kolesterolnya yang tinggi.
Bukan hanya itu, penelitian itu juga menyebutkan telur yang direbus atau digoreng akan kehilangan antioksidannya hingga 50 persen, bahkan lebih lagi jika dimatangkan di microwave.
Telur merupakan sumber pangan bergizi dan murah. Dalam telur terkandung protein, vitamin, lipid, dan mineral.
Sumber :

Rabu, 22 Juni 2011

Konsumsi Pisang Kurangi Resiko Stroke

Ditulis oleh Era Baru News


alt
Tiga pisang kurangi resiko stroke sekitar 21 persen. (Alamy)
Mengkonsumsi tiga pisang sehari kurangi resiko stroke, ungkap sejumlah ilmuwan.
Satu buah pisang untuk sarapan, satu untuk makan siang dan satu untuk makan malam akan memberikan cukup kalium guna mengurangi kemungkinan menderita pembekuan darah di otak sekitar 21 persen.
Temuan para peneliti Inggris dan Italia ini, menyatakan, stroke juga dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan kaya kalium lain seperti bayam, kacang-kacangan, ikan bandeng dan lentil.

Meskipun beberapa studi sebelumnya telah menyatakan bahwa pisang yang penting untuk mengendalikan tekanan darah dan mencegah stroke, hasilnya tidak selalu konsisten.
Dalam penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, para ilmuwan telah menganalisa data dari sebelas studi berbeda.
Mereka menemukan asupan kalium sekitar 1.600 mg sehari, atau kurang dari setengah yang direkomendasikan Inggris sehari untuk orang dewasa sekitar 3.500 mg, sudah cukup untuk mengurangi resiko stroke hingga lebih dari seperlima.
Pisang rata-rata mengandung sekitar 500 mg, dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengontrol keseimbangan cairan dalam darah.
Terlalu sedikit kalium dapat mengakibatkan denyut jantung tidak beraturan dan diare.
Para peneliti dari Universitas Warwick dan universitas Naples mengatakan asupan kalium di kebanyakan negara jauh di bawah jumlah harian yang disarankan.
Namun jika para konsumen mengkonsumsi makanan kaya kalium dan mengurangi konsumsi garam mereka, angka kematian tahunan global akibat stroke dapat dikurangi lebih dari satu juta pertahun.
Para peneliti mengatakan dalam laporannya, “Ini akan menterjemahkan bahwa sebanyak 1.155.000 kematian akibat stroke pertahun di seluruh dunia dapat dikurangi.”
Stroke pada umumnya disebabkan karena terjadinya pembekuan dan pemblokiran suplai darah ke otak yang membunuh sekitar 200 orang setiap hari di Inggris.
Seorang juru bicara sebuah Asosiasi Stroke mengatakan, “Penelitian ini menunjukkan bahwa makan makanan kaya kalium, seperti pisang, biji-bijian, dan bayam dapat mengurangi resiko anda mengalami stroke.”
 “Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko terbesar stroke dan riset sebelumnya menunjukkan bahwa kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.”
 “Ini merupakan salah satu cara untuk menjelaskan efek positif dari kalium yang ditunjukkan dalam penelitan ini.” (Erabaru/DM/sua)

Senin, 20 Juni 2011

Awas ! Debu Bisa Pengaruhi Perkembangan Otak Anak

Liputan6.com, Ottawa: Orangtua diimbau untuk teratur membersihkan rumah mereka dari debu dengan memvakum atau mengepelnya. Pasalnya, debu bisa mempengaruhi perkembangan otak anak.