Banyak diantara kita yang tidak bisa mengendalikan amarah atau kemarahan, mereka sering menumpahkan kemarahan dengan tanpa batas, asalkan hati menjadi puas. Puassss?? Benarkah setelah kita tumpahkan segala kemarahan akan membuat kita puas?
Beberapa analisis yang diungkapkan oleh beberapa ahli, diantaranya menurut Sandra Thomas Ph.D., psikolog dari Tennese (AS), dia berkata, "menekan rasa marah, apalagi bila terus-terusan, hanya akan membuat orang cepat tua, sejumlah penyakit fisikpun siap menerkam orang-orang sok sabar, tapi sifat aslinya bukan seorang penyabar. Bisa anda lihat dalam bukunya, Use Your Anger : A woman's Guide Empowerment.
Menurut Mara Julius, seorang ahli epidemiologi psikososial dari Universitasichigan (AS), "orang-orang yang memendam rasa marahnya, semata-mata karena alasan etika, umumnya lebih cepat mati,"jadi haruskah marah diumbar bila kita tergolong bukan seorang penyabar?"
Memendam marah tidak menyehatkan, namun mengumbarnya bisa merugikan. Bila kita tahu pemicu amarah , yang paling baik adalah bisa menghindarinya. Atau kalau sulit menghindarinya, berlatihlah meredakan amarah atau mengendalikan serta mengelola amarah tersebut.
Para ahli mencoba memformulasikan bagaimana cara mengendalikan amarh serta mengelolanya dengan baik. Menurut penulis hal ini penting untuk diketahui oleh pembaca. Mari kita ikuti 8 langkah cara atau tips mengelola amarah di bawah ini:
Beberapa analisis yang diungkapkan oleh beberapa ahli, diantaranya menurut Sandra Thomas Ph.D., psikolog dari Tennese (AS), dia berkata, "menekan rasa marah, apalagi bila terus-terusan, hanya akan membuat orang cepat tua, sejumlah penyakit fisikpun siap menerkam orang-orang sok sabar, tapi sifat aslinya bukan seorang penyabar. Bisa anda lihat dalam bukunya, Use Your Anger : A woman's Guide Empowerment.
Menurut Mara Julius, seorang ahli epidemiologi psikososial dari Universitasichigan (AS), "orang-orang yang memendam rasa marahnya, semata-mata karena alasan etika, umumnya lebih cepat mati,"jadi haruskah marah diumbar bila kita tergolong bukan seorang penyabar?"
Memendam marah tidak menyehatkan, namun mengumbarnya bisa merugikan. Bila kita tahu pemicu amarah , yang paling baik adalah bisa menghindarinya. Atau kalau sulit menghindarinya, berlatihlah meredakan amarah atau mengendalikan serta mengelola amarah tersebut.
Para ahli mencoba memformulasikan bagaimana cara mengendalikan amarh serta mengelolanya dengan baik. Menurut penulis hal ini penting untuk diketahui oleh pembaca. Mari kita ikuti 8 langkah cara atau tips mengelola amarah di bawah ini:
- Menyibukkan diri untuk mendinginkan hati.
Lebih bagus lagi kalau yang dilakukan adalah aktifitas yang sehat dan berguna, misalnya bersepeda, berjalan-jalan, atau melihat ikan yang lucu di aquarium, ataupun menggunting rumput. - Bermeditasi sejenak.
Anda para wanita cantik, bisa, "menghilang" sebentar dari meja kerja dan mencari tempat sepi di sekitar kantor untuk bermeditasi sejenak. Tarik dan lepaskan nafas beberapa kali. Jangan biarkan kemarahan makin menguasai anda, tapi tanamkan hal-hal positif ke dalam pikiran anda. Tanamkan. - Menyadari keterbatasan.
Terjebak macet berat ketika sedang mengejar pesawat atau ditunggu rapat di kantor. Buat apa capek-capek marah, toh, anda tak bakal bisa mengatasi kemacetan tersebut. Lebih baik menghemat energi dengan mendengarkan musik, membaca buku atau mencari jalan keluar dari masalah yang akan dihadapi. - Jangan melampiaskan rasa marah sembarangan.
Misalnya, kepada anak, suami / istri, atau anak buah di kantor yang tak tahu apa - apa. Salah - salah, bukan amarah menjadi reda, tapi malah menambah musuh! Kalau butuh melampiaskan unek - unek, lebih baik menelepon atau membuat janji bertemu dengan orang yang anda percaya. - Berada di sekitar orang - orang yang berbahagia.
Seperti halnya rasa marah, rasa bahagiapun bisa menular. Kalau hati anda sedang sumpek, dan justru malah bergabung dengan oran - orang yang kondisinya sama, bisa - bisa malah meledak! - Jangan menyendiri.
Memang, kalau sedang sumpek, biasanya kita malas untuk berbasa - basi. Tapi, menyendiri cuma akan membuat anda makin kesepiandan menderita. Kecuali menyendiri sambil berdoa kepada Zat yang Maha Kuasa, tentu ini pilihan terbaik. - Menunda sampai esok.
Melampiaskan rasa marah, pada saat anda sedang di puncak kemarahan, rasanya pasti puas dan asyik. Tapi, benarkan rasa marah itu lantas mereda? Tundalah sampai esok hari, setelah didinginkan semalam, kemarahan anda tak akan sedahsyat hari sebelumnya,mungkin malah anda sudah lupa. - Belajar memaafkan. Anjuran yang selalu didengungkan oleh agama dan orang - orang bijak ini sangat manjur. Anggap saja orang yang membuat anda marah sebetulnya tidak sengaja menyakiti hati anda. Atau, siapa tahu sumber kesalahan sebenarnya ada pada diri anda sendiri. Dengan kemampuan memaafkan secar tulus tentunya,hidup akan terasa lebih plong, da derajat anda sebagai manusia pun akan lebih mulia di sis Allah.
Langkah - langkah di atas merupakan langkah - langkah dari kajian psikologis sosial tentunya,silakan anda bandingkandengan kajian menurut agama yang anda anut. Kemuliaan hanya milik Allah, jika anda marah karena merasa terhina oleh sikap serta perbuatan orang lain, artinya anda dan saya belum mengenal diri serta Tuhannya. Dunia hanya tempat sesaat, buat apa kita membuang energi untuk melakukan aksi yang tiada arti dan hanya merugikan diri kita. Serahkanlah segala keputusan kepada Zat yang Maha Memutuskan. Semoga!
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar